Jika berbicara
tentang dunia Analytics dan Data Science pada umumnya semua perhatian tertuju
ke divisi Marketing yang dianggap sebagai otak dari kegiatan komersial,
sedangkan Sales karena biasanya diasumsikan
sebagai eksekutor jadi terlupakan. Padahal digitalisasi, pengelolaan data
terstruktur, terpusat ditambah penerapan metode analytics dan data driven decision making di sisi
sales berpotensi meningkatan pendapatan juga mengakselerasi siklus
penjualan.
Satu dekade yang lampau
divisi marketing di seluruh sektor industri mulai mengadopsi pendekatan analytics
dalam setiap langkah pengambilan keputusannya. Mulai dari penerapan desain
eksperimen untuk menentukan produk atau penawaran yang optimal, sampai ke
penerapan metode prediktif di level detail konsumen untuk melakukan
kegiatan retention, upsell dan cross sell. Namun pernahkah kita sadari beberapa hal yang
dilakukan oleh marketing saat ini hanyalah pada level manajemen konsumen yang
sudah terakuisisi belum sampai di level akuisisi pelanggan baru. Pernahkah kita
berfikir dari 100% potensi yang ada berapa persen yang bisa dibidik langsung
oleh kegiatan marketing analytics.
Didalam bisnis beberapa pemasukan terkadang bersumber dari skema
penjualan yang tidak bisa dikontrol langsung seperti agen, distributor
terlebih deal besar antar perusahaan (B2B) hal ini terkadang luput dari
konsentrasi para pendekar di marketing apalagi di dunia analytics, padahal
penerapan analytics di sisi sales menjanjikan imbal hasil yang sangat
menggiurkan.
2. Sales Analytics Ujung Tombak Yang Dilupakan
Digitalisasi dan otomasi
di sisi marketing juga manajemen
pelanggan existing mungkin sudah menjadi hal yang lumrah dan diterapkan
dimana-mana, namun disisi sales melakukan manajemen landscaping potensi, log
dan refresh potensi, komitmen, konversi historis potensi vs komitmen, analisis
probabilitas konversi sektoral dan lain sebagainya adalah hal yang tak kalah
penting, karena dengan melakukan manajemen
informasi ini kita akan tau di akhir tahun kita akan berada dimana dan seperti apa.
Hasil dari penerapan sales analytics memang tidak bisa dirasakan langsung. Setidaknya
perlu satu siklus keuangan agar bisa didentifikasi beberapa faktor seperti musiman,
sektoral, produk dalam satu kesatuan.
Dalam siklus kedua penerapan metode sales analytics perusahaan baru
mulai bisa merasakan hasilnya dimana perencanaan komersial, prediksi demand,
manajemen supply bisa dilakukan dengan baik dan cermat.
3. Konsentrasi Berlebih di CMS (Marketing Campaign Management Systems)
Investasi
berlebihan di sisi marketing analytics dan pembelian campaign management system
yang sangat mahal dan belum pasti ROI nya sangatlah disayangkan, padahal sales sangat
penting untuk perusahaan dimana pasar memiliki potensi sangat besar,
penetrasi belum sepurna dan kemungkinan konsumen untuk beralih pilihan setelah
selesai masa kontrak atau masa pemakaian sangat tinggi.
Fenomena “Overkill Marketing
Analytics” ini mulai menjadi-jadi saat demam Big Data melanda seluruh industri,
janji-janji manis mengenai penerapan Big Data di dunia bisnis yang akan
memberikan keuntungan yang berlebih akhirnya membuai decision makers untuk menggelontorkan
uangnya untuk membeli sistem yang terkadang tidak diperlukan karena informasi
yang di manage memang tidak besar. Padhal bagi para veteran statistician,
mathematician atau computer scientist Big Data ini hanya metamorfosa data
mining, multivariate analysis di dalam environment yang berbeda. Jadi bisa
dibilang ya itu-itu saja, selanjutnya jika bisa ditanyakan sampai saat ini
perusahaan mana di tanah air yang sudah berhasil mendapat positive margin dari
pembelian system yang sangat mahal pasti hal ini susah dijawab.
4. Pentingnya SMS (Sales Management Systems)
Setidaknya ada lima hal penting dari
diterapkannya Digital Sales Analytics juga investasi di sales management
systems tools yaitu :
- Manajemen Potensi
- Manajemen Siklus
- Manajemen Akun
- Optimisasi Pelanggan
- Prediksi Sales
Manajemen potensi – Diskusi perencanaan dan observasi performa bisnis harusnya tidak
hanya berupa evaluasi historical akan tetapi juga observasi kedepan yaitu
potensi. Bayangkan jika setiap sales representative diberikan KPI untuk selalu
melakukan input dan update potensi sales hal ini adalah informasi penting yang
bisa memastikan bisnis kita akhirnya akan mendarat dimana dalam posisi apa.
Manajemen siklus – Dengan perekaman aktifitas dan potensi sales secara terpusat, decision
makers bisa mengevaluasi skilus sales yang saat ini membutuhkan waktu misal 6
hariapakah sudah efisien atau
masih bisa dipercepat menjadi 3 hari. Melakukan seleksi via komunikasi pendahuluan
sebelum eksekusi sales juga bisa dilakukan untuk mempercepat siklus sehingga
agen hanya mengeksekusi “Hot List”
Manajemen Akun
– Aktifitas penjualan melalui agen dan distributor bukanlah perkara mudah
manajemen zonasi/ teritori penjualan, sampai dengan penjualan antar bisnis
(B2B) yang memang perlu perhatikan secara khusus sangat penting dilakukan
didalam Sales Management Systems. Informasi yang terstuktur dan selalu di
update akan memudahakn pengambil keputusan dalam mengobservasi potensi
kehilangan konsumen, downgrade atau upgrade.
Optimisasi Pelanggan - Tidak semua eksekusi aktifitas
retention, upsell dan cross sell bisa dilakukan secara otomatis via teknologi
komunikasi chat, app, sms atau telefon. Beberapa deal dengan value yang sangat
besar perlu melibatkan sales agent manusia, terlebih potensi penghentian
layanan / berlangananm updgrade atau downgrade dengan value yang sangat besar
tidak bisa diidentifikasi dari data historis akan tetapi input data qualitative dari agen didalam sales management sangat penting.
Prediksi Sales - Diskusi prediksi pendapatan antara
data scientist dari team analytics dengan business owner biasanya terjadi
dengan sangat dingin dan hening, bahkan jika hal ini dilakukan bersama mayoritas sales
team pada umumnya hanya akan menjadi bahan lelucon karena prediksi hanya
dilakukan berdasarkan data historis tidak mengikutsertakan data potensi.
Diskusi mengenai prediksi pendapatan akan mejadi berbeda dan bermakna jika kita bisa
memadukan informasi trend historis, resiko dan potensi sales.
5. Data Monetization bukan Berarti Menutup Mata
Melakukan aktifitas analytics dengan
hanya memanfaatkan data yang ada didalam perusahaan bagaikan melihat dunia
melalu kacamata yang di cat dan diberikan satu titik kecil area untuk melihat
keluar kacamata sebesar jarum. Inilah data monetization yang umumnya terjadi
saat ini para analyst dan data scientist sibuk mengoprek-oprek informasi yang
didapat dari data engginer yaitu data record konsumen yang ada.
Padahal menggabungkan informasi yang
ada dengan informasi kompetisi, informasi customer servise juga informasi berharga
dari sales team akan memberikan spektrum penglihatan yang lebih luas untuk
mengambil keputusan bisnis.
6. Singkronisasi Marketing, Sales, Customer Experience & CRM platform
Menjual barang yang tepat, di waktu yang
tepat dan konsumen yang tepat adalah the next level game di dunia sales terlebih
untuk akuisisi. Hal ini memang tidak mudah, Sales Management System harus tersinkronisasi
dengan output yang dihasilkan oleh kegiatan marketing analytics, customer experience
dan harus bisa memverifikasi hasil akhirnya di CRM platform yang ada. Seluruh informasi yang ada harus tersedia di
satu tempat yang dapat di aksess oleh agen sehingga agen bisa melakukan
aktifitas consultative selling dengan sempurna. Sales agent juga perlu di backup oleh
team eksekusi yang bisa memilah potensi mana yang memiliki tingkat probabilitas
yang tinggi untuk closing. Jika semua ini tersedia dan terjadi secara
digital maka bisa dibilang kegiatan sales yang ada sudah digital data driven
sales activity.
Sudah seharusnya sales adalah divisi
favorit bagi para data scientist untuk berinteraksi kedepannya. Selain itu sales juga perlu dilibatkan untuk melakukan perencanaan bisnis dan strategy karena masih banyak
hal yang bisa di explorasi dan ditingkatkan effisiensinya dengan penerapan
analytics.
Dengan adanya social media Facebook dan Linkedin, Sales Management System Salesforce,
Digital Document Signature Docusign dan digital CTI solution seperi CISCO hal
ini sangat memudahakan transformasi kegiatan sales yang sangat tradisional
menjadi digital data driven sales.
Note: Tulisan ini ditulis berdasarkan pengalaman praktis pribadi, mohon diabaikan jika ada beberapa bagian yang tidak sesuai dengan text book atau teori yang ada
Febriandi Rahmatulloh
Komentar
Posting Komentar