Opini mengenai Demam AI
(Artificial Intelligence) dan Machine Learning (ML) setelah demam Big data
berakhir. Banyak orang berasumsi kalau kedepannya pekerjaan bakal berkurang dan
akan digantikan oleh mesin juga kecerdasan buatan, menurut saya ini opini yang
valid apalagi pekerjaaan yang repetitive dengan volume yang besar bakalan
dengan mudah digantikan mesin contohnya customer service, teller, agent sales dan
lain-lain tapi apa jadinya statistician / data scientist di masa yang akan
datang?
Menurut
opini saya pribadi bakal tetep dibutuhin sejauh ini belum ada yang bisa bikin
algoritma Empati perasaan dan intuisi dalam implementasi AI dan ML dan kalaupun
ada gak kebayang se complex apa jadinya algoritmanya siapa yang bakal kasih
training rule nya juga bikin definisi yang gak jelas tentang perasaan
(apalagi perasaan wanita hehehe…..). BTW AI dan ML ini bukan barang baru 12
tahun yang lalu skripsi saya pake algoritma radial basis function di jaringan syaraf
tiruan buat bikin simple prediction di kerjain pake Mathlab …. karena marketing
dan implementasinya lebih realistik jadinya ramai kayak Demam Big Data.
Jadi data scientist pasti diperlukan dimasa yang
akan datang, karena balik lagi ke definisi awal sepintar apapun mesinnya pasti
ada yang bikin codenya dan ada yang ngelatih biar pintar yaitu manusia. Role data scientist dan statistician akan
tetap ada namun lebih complex dan perlu flexibilitas tinggi buat nguasai lebih
dari 3 bidang ilmu biar bisa diimplementasikan di dunia nyata.
Posting selanjutnya insyaalah saya bakalan bahas mengenai How do we prepare for jobs that don’t yet exist? kayak profesi data scientist or statistician sekarang 10 -20 tahun lalu gak rame.... lets discuss on next post.
Komentar
Posting Komentar